Helpdesk
Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah
alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan
layanan teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik.
Helpdesk juga dikenal sebagai suatu departemen dalam suatu perusahaan yang
digunakan untuk menjawab dan memberikan informasi kepada user.
Helpdesk didesain dan disesuaikan untuk internal support
system dan digunakan untuk mendukung customer. Biasanya perusahaan menyediakan
layanan helpdesk pelanggannya melalui layanan jalur hubungan langsung, situs
web, dan email. Ada juga helpdesk intern yang menyediakan fasilitas helpdesk
hanya untuk karyawannya.
Pada umumnya fungsi helpdesk mempunyai beberapa fungsi.
Fungsi utama adalah menyediakan wadah bagi para pengguna untuk menampung
permasalahan dalam berbagai macam komputer. Biasanya helpdesk dikelola dengan
menggunakan suatu software. Software ini sering kali menjadi alat yang sangat
bermanfaat untuk mencari, menganalisa dan meminimalisasi masalah-masalah
tertentu yang umum terjadi pada lingkungan sebuah organisasi.
Beberapa helpdesk mempunyai tingkatan yang berbeda dalam
menangani berbagai jenis permasalahan. Pada tingkat pertama helpdesk adalah
mempersiapkan untuk menjawab pertanyaan yang paling sering dipertanyakan oleh
pengguna dan menyediakan solusi berdasarkan dengan dasar pengetahuan. Helpdesk
dalam skala besar umumnya memiliki sebuah team yang bertanggung jawab dalam
mengatur sistem permasalahan yang berbeda-beda. Beberapa helpdesk didalamnya terdapat
perhitungan waktu bagi analisis untuk mengerjakan tugas seperti mengkaji
masalah dan menentukan penanganan masalah.
IT Helpdesk merupakan sistem manajemen yang digunakan untuk
membantu departemen TI untuk menangani kebutuhan dukungan TI bagi perusahaan
(Purwanto, 2011). Customer dari IT Helpdesk ini adalah karyawan-karyawan yang
mempunyai permasalahan yang berkaitan dengan teknologi informasi dan biasanya
penggunanya adalah divisi atau departemen yang menangani teknologi informasi
pada perusahaan atau organisasi.
Mean Time To Repair (MTTR)
Menurut Torrel & Avelar (2010), MTTR, atau Mean Time To
Repair adalah waktu yang diperlukan untuk memulihkan suatu sistem dari sebuah
kegagalan. Dalam hal ini juga termasuk waktu yang dibutuhkan dalam mendiagnosa
masalah, waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan teknisi, dan waktu yang
diperlukan untuk memperbaiki sistem (hardware). Sama dengan MTBF, MTTR diwakili
dalam satuan jam. MTTR menunjukkan nilai availability dan bukan reliability
seperti MTBF. Semakin lama MTTR atau semakin tinggi nilai MTTR maka semakin
buruk. Sederhananya, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk memulihkan sebuah
sistem dari kegagalan atau kerusakan, maka sistem ini memiliki ketersediaan
(availability) yang lebih rendah.
MTTR adalah parameter yang berguna yang harus digunakan di
awal perencanaan dan perancangan tahap dari suatu sistem. Parameter yang
digunakan dalam menilai aksesibilitas / lokasi komponen sistem, misalnya sebuah
komponen yang sering gagal harus ditempatkan di mana ia dapat dengan mudah
dihapus dan diganti.
MTTR juga dapat memberikan informasi untuk penentuan
perangkat teknologi mana yang harus diberikan cadangan dan mana yang tidak.
Nilai MTTR yang sangat tinggi dapat digunakan sebagai acuan bahwa perangkat
teknologi tersebut sebaiknya diberikan cadangan. Pemberian cadangan ini
bertujuan agar operasional perusahaan dapat segera berjalan normal ketika
terjadi kerusakan. Untuk menghitung perkiraan dari nilai MTTR ini adalah
sebagai berikut :
MTTR = Mean Time To Repair.
t = Waktu yang diperlukan untuk reparasi.
n = Jumlah reparasi yang pernah dilakukan.
Mean Time Between Failure (MTBF)
MTBF, atau Mean Time Between Failure (Torrel & Avelar,
2010) adalah ukuran dasar dari keandalan sistem. MTBF merupakan waktu rata-rata
yang dibutuhkan oleh sistem untuk bekerja tanpa mengalami kegagalan dalam
periode tertentu. Perkiraan nilai MTBF juga dapat memberikan informasi mengenai
keandalan suatu perangkat TIK dimana dalam permasalahan ini juga dapat
dianalisa tentang kemungkinan human error yang mengakibatkan kegagalan
perangkat TIK.
MTBF biasanya direpresentasikan dalam satuan jam. Semakin
tinggi jumlah MTBF, semakin tinggi keandalan suatu sistem atau produk. Bagi
produsen, nilai MTBF ini sangat penting dalam proses pengambilan keputusan,
karena dari nilai MTBF maka dapat diketahui masa hidup suatu produk.
Pengambilan keputusan ini menyangkut pemilihan produk yang nantinya akan
digunakan untuk mendukung suatu sistem yang ada.
Nilai MTBF dapat dihitung atau diukur dengan membagi antara
total waktu masa optimal dengan jumlah kerusakan yang terjadi. Berikut
persamaan untuk menghitung nilai MTBF :
MTBF = Mean Time Between Failure.
tUptime = Waktu optimal.
n = Jumlah kerusakan yang terjadi.
Reliability (Keandalan)
Keandalan / Reliability (Torrel & Avelar, 2010) dapat
didefinisikan sebagai nilai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan
sukses menjalani fungsinya, dalam jangka waktu dan kondisi operasi tertentu.
Keandalan digunakan sebagai indikator dari tingkat layanan suatu
produk atau jasa. Keandalan suatu layanan dianggap sempurna jika setiap kali
produk atau jasa tersebut digunakan tanpa ada kegagalan yang terjadi. Dengan
mengetahui informasi tentang keandalan suatu sistem atau produk diharapkan
dapat memberikan indikator keandalan suatu layanan produk atau jasa sehingga
dapat dilakukan evaluasi tingkat atau kualitas layanannya.
MTBF merupakan ukuran dasar dari keandalan sistem. MTBF ini
biasanya direpresentasikan dalam satuan jam. Jika dapat diketahui nilai dari
MTBF maka dapat diketahui pula nilai reliability. Nilai MTBF ini digunakan
untuk menentukan nilai failure rate yang digunakan pada perhitungan nilai
reliability.
Availability (Ketersediaan)
Definisi ketersediaan (Torrel & Avelar, 2010) adalah
probabilitas bahwa perangkat akan melakukan fungsi yang diperlukan tanpa
kegagalan dalam kondisi persyaratan untuk jangka waktu tertentu. Sebelum
ketersediaan sistem dapat ditentukan, ketersediaan perangkat yang harus
dipahami. Penting untuk diingat bahwa setiap perangkat akan memiliki
probabilitas kegagalan.
Ada dua faktor utama yang terlibat dalam perhitungan
ketersediaan: Mean Time Between Failure (MTBF) dan Mean Time To Repair (MTTR).
MTBF diperoleh dari membagi antara total waktu masa optimal dengan jumlah
kerusakan yang terjadi. MTTR adalah waktu rata-rata untuk memperbaiki dan
mengembalikan perangkat untuk kembali ke keadaan normal.
Setelah MTBF dan MTTR diketahui, ketersediaan komponen dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai dari availability dan reliability sangat penting untuk
dituntut setinggi mungkin bahkan kalau bisa dapat mencapai nilai sempurna.
Suatu layanan yang baik tentu dapat memberikan nilai lebih bagi suatu
perusahaan. Layanan dalam hal ini dapat berupa kinerja suatu sistem atau
kinerja dari manusia. Kinerja yang baik dari suatu sistem dapat memberikan
kelancaran operasional bagi perusahaan dimana kelancaran tersebut dapat
memberikan keuntungan, baik berupa materi maupun kemudahan dalam proses bisnis.
Penentuan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed ). Idealnya, semua
permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena
keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan
dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi
prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan
menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah
didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif,
subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Menurut Azwar (1996), penetapan prioritas dinilai oleh
sebagian besar manager sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah
pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting
dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah berikutnya
dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam penentuan
prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama
dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan.
Metode Delbeq
Menurut Intiasari (2011), metode ini memprioritaskan masalah
yang dilakukan dengan memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan
berkisar antara 0 sampai 100) dengan kriteria:
1.Besar
masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok penduduk yang ada kemungkinan terkena
masalah serta keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
2.Kegawatan
masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari
waktu ke waktu.
3. Biaya /
dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah baik
dari segi instansi yang bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau
dari masyarakat yang terkena masalah.
4. Kemudahan
yaitu tersediannya tenaga, sarana / peralatan, waktu serta cara atau metode dan
teknologi penyelesaian masalah seperti tersediannya kebijakan / peraturan,
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan sebagainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Tentukan
dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-100).
2. Isi
setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot dengan skor masing-masing
masalah. Besarnya skor tidak boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila
ada perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot dan skor yang dipilih
rata-ratanya.
3. Jumlahkan
nilai masing-masing kolom tersebut sehingga menjadi sebuah nilai prioritas.
PERANCANGAN SISTEM
Desain sistem adalah spesifikasi dari sebuah solusi detail
yang berbasis komputer. Desain sistem informasi didefinisikan sebagai tugas
yang berfokus pada spesifikasi dari solusi detail yang berbasis komputer.
(Whitten & Bentley, 2008)
Use Case Diagram
Diagram use case menunjukkan beberapa use case, aktor, dan
relasi yang ada dalam sistem. Use case berfokus pada apa yang pemakai harapkan
dalam sistem, fungsi-fungsi apa saja yang pemakai inginkan dari sistem, dan
fitur apa saja yang pemakai inginkan terhadap sistem yang akan dibangun
(Sholiq, 2010:20).
No comments:
Post a Comment