Friday, July 28, 2017

Contoh Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat

F. Pemakaian Kata , Frasa, dan Kalimat yang Kurang Tepat

      Dalam kegiatan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, adakalanya pemakai bahasa tidak cermat memilih kata yang dituangkannya di dalam kalimat. Akibatnya, kalimat yang diungkapkan tidak tepat atau tidak sesuai dengan kaidah yang benar. Kesalahan itu dapat terjadi pada penggunaan bentuk kata (proses morfologi), pemakaian kelompok kata (frasa), pemilihan ungkapan, atau keefektifan kalimat.

Dalam bentuk lisan, kesalahan itu terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Kesalahan penggunaan imbuhan (bentuk kata).
Contoh :
a. Pintu masuk SMK 3 akan diperlebarkan. (salah)
    Pintu masuk SMK 3 akan dilebarkan atau Pintu masuk SMK 3 akan diperlebar. (benar)
b. Jangan dibiasakan mengenyampingkan masalah itu. (salah)
    Jangan dibiasakan mengesampingkan masalah itu. (benar)
c. Rudi sedang mencat pagar rumahnya. (salah)
    Rudi sedang mengecat pagar rumahnya. (benar)

2. Ketidaktepatan pemakaian frasa (kelompok kata).
Contoh :
a. Untuk sementara waktu, siswa tidak bisa praktik karena ruangan sedang direnovasi. (salah)
    Untuk sementara siswa tidak bisa praktik karena ruangan sedang direnovasi. (benar)
b. Bus Parahiyangan sudah dinyatakan laik darat. (salah)
    Bus Parahiyangan sudah dinyatakan laik jalan. (benar)

3. Kesalahan kalimat
a. Di dalam darah orang itu mengandung virus HIV. (salah)
    Darah orang itu mengandung virus HIV. (benar)
b. Untuk peningkatan mutu pendidikan dari sekolah swasta dimana memerlukan ketekunan dan keuletan para pamong. (salah)
    Untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah swasta diperlukan ketekunan dan keuletan para pamongnya. (benar)

Kesalahan juga banyak terjadi akibat penggunaan bentukan kata atau frasa yang baru yang tidak lazim atau tidak benar secara kaidah bahasa.
Ketidaktepatan bentukan kata atau frasa juga dapat disebabkan kesalahan secara analogi atau paradigma.

Perhatikanlah contoh di bawah ini :

a. pertanggungan jawab dalam kalimat “Laporan pertanggungan jawab gubernur telah diterima sebagian besar anggota dewan.” (tidak tepat secara kaidah/tidak lazim) seharusnya pertanggungjawaban.
b. goreng pisang dalam kalimat “Ia membeli goreng pisang untuk adiknya.” (tidak tepat secara kaidah/tidak lazim ) seharusnya pisang goreng.
c. pengangguran dalam kalimat “Ia menjadi pengangguran setelah perusahaannya bangkrut.” (salah secara analogi) seharusnya penganggur dari kata menganggur (verba)-penganggur (nomina)-pengangguran (nomina proses)
d. ruang rokok untuk ruang khusus merokok (tidak lazim) meskipun dianalogikan kepada ruang tunggu untuk ruang khusus menunggu.
e. Bentuk kata pemelajaran, tidak tepat secara analogi, sebab kata tersebut berasal dari kata belajar yang diberi imbuhan pe-an, seperti kata berhenti menjadi pemberhentian.
f. Kata penglepasan, pada kalimat “ Penglepasan siswa kelas XII dimeriahkan dengan kegiatan pentas seni dari siswa-siswi.” Tidak tepat secara analogi, sebab kata dasarnya lepas, jika diberi imbuhan pe-an, menjadi pelepasan.

Sumber : Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI irman.pdf

No comments:

Post a Comment