Makanan Unik dari Yogyakarta
![]() |
| bristolindonesiansociety.wordpress.com |
makanan lesehan yang terdapat di sepanjang Jalan Malioboro. Sebenarnya selain dari dua makanan khas yang terkenal dari Yogya dan penyajian ala lesehan itu, ada juga makanan lain yang terasa unik didengar dan masih asing di telinga kebanyakan orang yang bukan penduduk Yogyakarta. Makanan itu disebut dengan “sego kucing” atau nasi kucing.
![]() |
| Wikkipedia |
Di Yogya, nasi kucing merupakan santapan ‘wajib’ mahasiswa sebab harganya yang murah. Umumnya, mahasiswa yang sering terlambat menerima kiriman uang dari orang tuanya harus hidup berhemat. Salah satu pos penghematan adalah biaya konsumsi atau makan. Maka, nasi kucing pun sering menjadi pilihan. Karena porsinya kecil, nasi kucing ini cukup mengenyangkan dan sangat cocok disantap pada malam hari. Biasanya malam hari jarang orang yang makan banyak. Sebungkus nasi kucing ditambah sate dan minumannya hanya dihargai Rp 3.000. Lauk sate yang tersedia bermacam-macam, yaitu sate babat, sate kepala, sate sayap, sate telur puyuh, sate ati, sate ampela, sate usus, dan sate daging sapi. Semua sate tersebut diberi bumbu bacem sehingga terasa manis.
Minuman yang tersedia untuk mengiringi santapan nasi kucing juga bermacam-macam seperti es jerman (jeruk manis), es tehquila (es teh manis), es tarik (es teh susu), dan kopi jos. Jenis minuman terakhir ini cukup unik,
Di baik rasa maupun cara membuatnya. Segelas kopi panas disiapkan lalu dimasukkan sebongkah bara arang. Kabarnya, minuman ini berkhasiat menghilangkan racun di dalam tubuh.
Selain nasi kucing, ada lagi makanan unik di kawasan Pasar Tradisional Jejeran, Plered, Yogyakarta, jalan raya arah Yogyakarta ke Imogiri. Di tempat itu, terdapat warung makan tradisional yang sangat terkenal. Warung tersebut hanya berukuran 3 x 4 meter, namun pengunjungnya sangat banyak, apalagi jika malam hari. Mobil-mobil plat B dan L berderet memenuhi marka jalan di depan Pasar Jejeran.
Di pasar ini, ada warung makan yang menjual sate klatak, yaitu sate kambing yang dibakar dengan arang pohon asam, tanpa dibumbui kecap atau bumbu kacang layaknya sate yang kita kenal selama ini. Sate klatak dibakar tanpa bumbu, namun memiliki aroma rasa yang natural dan gurih. Untuk menciptakan rasa gurih, sebelum dibakar, daging terlebih dahulu dicelup ke dalam kuah kaldu daging kambing. Selain itu, sate klatak harus dibuat dari daging kambing muda.
![]() |
| jogjasiana.net |
(Sumber: Berita Kota, Januari 2008 dan Majalah Kewirausahaan & Keuangan, Desember 2007)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI irman.pdf



No comments:
Post a Comment