Friday, July 28, 2017

Makanan Khas Jogjakarta - Gudheg, Nasi kucing, Sate Khlatak [ARTIKEL]

Makanan Unik dari Yogyakarta

GUDHEG
bristolindonesiansociety.wordpress.com
                            Yogyakarta sebagai daerah istimewa memang selalu menjadi salah satu tujuan wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun luar negeri. Di samping memiliki ciri khas kebudayaan keraton yang masih kental, banyak hal yang bisa diamati di Yogyakarta yang belum tentu ada di wilayah lain, misalnya keanekaragaman jenis makanan daerahnya. Jika kita ke Yogyakarta, yang biasanya teringat di benak kita adalah gudeg yogya, bakpia patok, atau
makanan lesehan yang terdapat di sepanjang Jalan Malioboro. Sebenarnya selain dari dua makanan khas yang terkenal dari Yogya dan penyajian ala lesehan itu, ada juga makanan lain yang terasa unik didengar dan masih asing di telinga kebanyakan orang yang bukan penduduk Yogyakarta. Makanan itu disebut dengan “sego kucing” atau nasi kucing.


NASI KUCING
Wikkipedia
               Mendengar nasi kucing, yang terbayang adalah nasi yang biasa diberikan untuk kucing. Lalu mengapa dijual? Siapa yang mau makan nasi buat kucing? Rupanya ini hanya istilah. Bagi yang pernah tinggal di Yogyakarta, sudah tak asing lagi dengan yang namanya nasi kucing.  Nasi bungkus dengan lauk-pauk sambal teri, oseng-oseng tempe, dan bandeng goreng ini biasanya disantap  dengan tambahan lauk sate atau makanan gorengan seperti tahu susur (tahu isi), tempe goreng tepung, bakwan tauge, dan tahu atau tempe bacem.

               Di Yogya, nasi kucing merupakan santapan ‘wajib’ mahasiswa sebab harganya yang murah. Umumnya, mahasiswa yang sering terlambat menerima kiriman uang dari orang tuanya harus hidup berhemat. Salah satu pos penghematan adalah biaya konsumsi atau makan. Maka, nasi kucing pun sering menjadi pilihan. Karena porsinya kecil, nasi kucing ini cukup mengenyangkan dan sangat cocok disantap pada malam hari. Biasanya malam hari jarang orang yang makan banyak. Sebungkus nasi kucing ditambah sate dan minumannya hanya dihargai Rp 3.000. Lauk sate yang tersedia bermacam-macam, yaitu sate babat, sate kepala, sate sayap, sate telur puyuh, sate ati, sate ampela, sate usus, dan sate daging sapi. Semua sate tersebut diberi bumbu bacem sehingga terasa manis.

               Minuman yang tersedia untuk mengiringi santapan nasi kucing juga bermacam-macam seperti es jerman (jeruk manis), es tehquila (es teh manis),  es tarik (es teh susu), dan kopi jos. Jenis minuman terakhir ini cukup unik,
Di baik rasa maupun cara membuatnya. Segelas kopi panas disiapkan lalu dimasukkan sebongkah bara arang. Kabarnya, minuman ini berkhasiat menghilangkan racun di dalam tubuh.

               Selain nasi kucing, ada lagi makanan unik di kawasan Pasar Tradisional Jejeran, Plered, Yogyakarta, jalan raya arah Yogyakarta ke Imogiri. Di tempat itu, terdapat warung makan tradisional yang sangat terkenal. Warung tersebut hanya berukuran 3 x 4 meter, namun pengunjungnya sangat banyak, apalagi jika malam hari. Mobil-mobil plat B dan L berderet memenuhi marka jalan di depan Pasar Jejeran.

               Di pasar ini, ada warung makan yang menjual sate klatak, yaitu sate kambing yang dibakar dengan arang pohon asam, tanpa dibumbui kecap atau bumbu kacang layaknya sate yang kita kenal selama ini. Sate klatak dibakar tanpa bumbu, namun memiliki aroma rasa yang natural dan gurih. Untuk menciptakan rasa gurih, sebelum dibakar, daging terlebih dahulu dicelup ke dalam kuah kaldu daging kambing. Selain itu,  sate klatak harus dibuat dari daging kambing muda.
Sate Khlatak
jogjasiana.net
               Makanan khas dan unik juga terdapat di Klebengan, Selokan Mataram, sebelah utara Kampus Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Tepatnya di sebuah resto yang dulunya kantin kampus dan sekarang bernama Resto SGPC Bu Wiryo. SGPC singkatan dari Sego Pecel khas Bu Wiryo yang begitu sangat terkenal di kalangan mahasiswa UGM. Bahkan saking terkenalnya, banyak alumni UGM dari berbagai daerah yang kini sudah banyak yang menjadi pejabat, saat bertandang ke Yogyakarta, menyempatkan mampir bersama keluarganya ke Resto SGPC Bu Wiryo.  Resto ini tetap mempunyai rasa yang khas seperti saat menjadi kantin kampus dulu, tak pernah berubah dengan harga yang tetap murah dan menu yang unik. Ada menu SDSB (Sop Daging Sayur Bayem), Sop Tanpa Kawat (Sop Tanpa So’un), Sop Bubrah (sop yang diberi bumbu kacang pecel), Sop Tanpa Truk (sop tanpa kubis/ Kol),  Pecel Keramas (nasi pecel diberi kuah sop), Pecel Pancasila (Pecel dengan telur puyuh lima buah), Pecel Diuwel-uwel (pecel dibungkus), dan yang agak baru ada menu SBY (sop bayem). Demikian juga minumannya, ada Teh Mrengut (teh kental), Teh Kemulan (teh hangat), dan Teh Sengkuni (teh dicampur jeruk).  Anda tertarik untuk mencobanya?

(Sumber: Berita Kota, Januari 2008 dan Majalah Kewirausahaan & Keuangan, Desember 2007)

Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Madya Kelas XI irman.pdf

No comments:

Post a Comment